Saturday 30 May 2015

Ainul Mardhiyah

Assalamualaikum.....
Hye! *peace*
Firstly dengar dulu lagu favourite Teha ni Ainul Mardiah yang UNIC nyanyi tuh...Hmm...bestkan?
Ok....
Ainul Mardiah ni sebenarnya bidadari yang paling cantik kat syurga...tak percaya? baca ni!

 “Di antara bidadari-bidadari cantik yang ada di surga, ada bidadari yang paling cantik, yaitu ‘Ainul Mardhiyah. Ia hanya diberikan kepada mereka yang jihad di jalan Allah.


Bidadari adalah wanita cantik di surga yang memiliki peribadi yang sangat baik. Allah berfirman, “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (QS. Ar-Rahman [55]: 70)


Para bidadari itu sama sekali belum disentuh oleh siapapun, termasuk oleh bangsa jin. Allah berfirman, “Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. ar-Rahman (55) : 74)

Mengapa bidadari itu tak tersentuh? Sebab, Allah sengaja memingitnya di dalam sebuah rumah yang sangat megah di syurga, “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.” (QS. ar-Rahman (55) : 72).


Cerita pasal Ainul Mardiah ni ada diriwayatkan dalam hadits nabi Riwayat At Tirmizi...Jom baca!

Ketika pagi hari di bulan Ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (ajakan untuk semangat berjihad) kepada pasukan Islam. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya orang yang mati syahid kerana berjihad di jalan Allah, maka Allah akan menganugerahkannya ‘Ainul Mardhiah,iaitu bidadari paling cantik di syurga”.
Salah seorang sahabat yang masih muda yang mendengar cerita itu menjadi ingin tahu. Namun, kerana malu kepada Nabi dan sahabat-sahabat lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai ‘Ainul Mardhiah.
Waktu Zuhur sebentar lagi, sesuai sunah Rasul, para sahabat dipersilakan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perangnya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi. Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sangat indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia pun bertanya kepada wanita tersebut, “Di manakah ini?”
“Inilah syurga”,  jawab wanita itu.
Kemudian sahabat ini bertanya lagi, “Apakah Anda ‘Ainul Mardhiah?”
“Bukan, saya bukan ‘Ainul Mardhiah. Kalau Anda ingin bertemu dengan ‘Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rendang itu.”
Didapatinya oleh sahabat itu seorang wanita yang kecantikannya berkali-kali lipat dari wanita pertama yang ia lihat. “Apakah Anda ‘Ainul Mardhiah?” tanya sahabat itu.
“Bukan, saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemu dengannya di sanalah singgasananya,” jawab sang bidadari.
Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailah ke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan. Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya, “Apakah Anda ‘Ainul Mardhiah?”
“Bukan, saya bukan ‘Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu,”jawab sang bidadari.
Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu. Pemuda itu pun bertanya, “Apakah Anda ‘Ainul Mardhiah?”
“Ya benar, saya ‘Ainul Mardhiah,” jawab sang bidadari.
Pemuda itu pun mendekat, tetapi ‘Ainul Mardhiah menghindar dan berkata, “Anda bukan seorang yang mati syahid.”
Seketika itu juga pemuda itu terbangun dari mimpinya. Dia pun mengisahkan ceritanya ini kepada seorang sahabat kepercayaannya yang dimohonkan untuk merahasiakannya sampai ia mati syahid.
Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semangatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan ‘Ainul Mardhiah. Ia pun akhirnya mati syahid. Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi. Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda,“Sekarang ia bahagia bersama ‘Ainul Mardhiah.”
Dalam riwayat lain seperti yang dipaparkan Al-Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, kisah tentang ‘Ainul Mardhiyah ini sedikit berbeda, tapi maknanya sebenarnya hampir sama. Suatu hari ketika kami sedang bersiap berangkat perang. Aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At-Taubah:111,“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka.”
Selesai ayat itu dibaca, seorang remaja berusia sekitar 15 tahun bangkit dari tempat duduknya. Anak muda ini anak orang kaya. Ia baru saja mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata, ”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan syurga untuk mereka?”
“Ya benar, anak muda!” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan, ”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan syurga.”
Anak muda itu lalu mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan jihad fi sabilillah. Hanya kuda dan pedangnya yang tidak disedekahkan.
Ketika pasukan akan segera berangkat, anak muda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.
Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak, ”Hai, aku ingin segera bertemu dengan ‘Ainul Mardhiyah…!” Kami menduga ia mulai ragu dan pikirannya kacau. Kudekati dan kutanyakan siapakah ‘Ainul Mardiyah itu.
Ia menjawab, “Tadi sewaktu aku sedang mengantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: “Pergilah kepada ‘Ainul Mardiyah.” Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan di pinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan indah. Manakala melihat kedatanganku, mereka bergembira seraya berkata: “Inilah suami ‘Ainul Mardhiyah…”
“Assalamu’alaikum,” kataku bersalam kepada mereka. “Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku dan berkata, “Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu!”
Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.
Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam, “Hai ‘Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang …!”
Ketika aku dipersilakan masuk, kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata, “Bersabarlah, kamu belum diizinkan lebih dekat kepadaku, kerana roh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu.”
Anak muda melanjutkan kisah mimpinya, “Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid! Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama.”
Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran, aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka di tubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga rohnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.

Inilah kisah ‘Ainul Mardhiyah...... Ia hanya akan diberikan kepada mereka yang meninggal sebab jihad di jalan Allah. Nak tak? Berjihadlah di jalan Allah, bukan berperang je yg dipanggil jihad di jalan Allah....Menuntut ilmu pon jihad di jalan Allah... Jom berjihad sama-sama! Selamat berjihad!
Till then...Insyaallah and Assalamualaikum.. :)

Lirik lagu Ainul Mardhiah:

Dirimu pembakar semangat perwira
Rela berkorban demi agama
Kau jadi taruhan berjuta pemuda
Yang bakal dinobat sebagai syuhada'
Itulah janji pencipta yang Esa

Engkaulah bidadari dalam syurga
Bersemayam di mahligai bahgia
Anggun gayamu wahai seorang puteri
Indahnya wajah bermandi seri
Menjadi cermin tamsilan kendiri
Untuk melakar satu wacana
Buatmu bernama wanita

Ainul Mardhiah
Kau seharum kuntuman di taman syurga
Menanti hadirnya seorang lelaki
Untuk menjadi bukti cinta sejati

Oh Tuhan
Bisakah dicari di dunia ini
Seorang wanita bak bidadari
Menghulurkan cinta setulus kasih
Di hati lelaki bernama kasih